Senin, 23 Januari 2012

Asal Muasal Kota Ketapang

pada jaman dahulu terdapat sebuah pohon ketapang raksasa yang tumbuh sangat subur daerah kota ketapang, saking besar dan rimbunya pohon tersebut menutupi kota ketapang dari terpaan sinar matahari, sehingga penduduk setempat sangat kesulitan untuk menjemur padi hasil ladang mereka....sampai-sampai menurut cerita masyarakat jaman dahulu harus menjemur padi mereka sampai ke daerah padang tikar..... 

Dulu kota ketapang adalah adalah suat daerah yang sangat aneh.
seluruh daerahnya ditutupi oleh pohon ketapang yang sangat besar, hingga daerah tersebut hampir tidak ada cahaya matahari.

namun semakin berkembangnya jaman maka rakyat berusaha menyingkirkan pohon ketapang raksasa tersebut(menebang) sehingga disepakatilah pohon tersebut harus ditebang...
selanjutnya setelah di tebang pohon tersebut tumbang dengan berbagai cara yang pada akhirnya bekas tumbangnya pohon tersebut lama-kelamaan terbentuklah sebuah sungai dimana bekas pohon induk membentuk sungai induk(sungai pawan) dan ranting-rantingnya membentuk anak-anak sungai kecil.....
setelah itu barulah masyarakat dapat melihat sinar matahari langsung d kota ketapang.....

kota ketapang juga terkenal akan ale-ale, yakni sebangsa hewan laut yang menyerupai kerang
yang hanya ada di ketapang, menrut cerita masyarakat ketapang ale-ale adalah buah pohon ketapang tersebut yang jatuh ke sungai pawan yang mengelilingi ketapang.
dimana sekarang hewan tersebut dijadikan simbol kota ketapang oleh masyarakat luar..sehingga masyarakat luar menyebut ketapang dengan kota ale-ale....(wallahu 'alam)








hewan tersebut dahulu dijadikan simbol pada bundaran jembatan pawan I, namun sekarang telah di renopasi dan ale-ale besar yang ada pada bundaran telah d buang........

Hewan lunak berkulit keras yang dikenal dengan nama ale ale memang banyak di periran Ketapang. Bentuknya mirif kerang dan tegolong jenis kerang kerangan. Hanya bedanya dagingnya putih dan kulit cangkangnya putih mulus. Hewan ini bnyak terdapat dikuala sungai yang berair payau. Entah sejak kapan hewan ini dimanfaatkan untuk makanan sumber protein, sehingga menjadi identitas daerah Kabupaten Ketapang yang populer sebagai kota ale ale. Namun meski sudah lama dimanfaatkan belum ada penelitian tentang hewan lunak berkulit keras ini. Secara tradisionil ale ale ini menjadi sumber protein yang murah. Sementara kultinya dulunya dijadikan penimbun jalan atau kapur sirih. Populasi hewan ini sepertinya tak pernah berkurang, apalagi adanya erosi dan sedimentasi dari lumpur sungai menambah subur kawasan muara, sehingga hewan yang menjadi maskot Ketapang ini terus saja banyak populasinya. Keberadaan hewan ini merupakan sumber matapencarian bagi nelayan dikawasan muara. Selain sumber protein dan bahan baku kapur, kulit cengkang ale ale yang banyak ini juga dapat dijadikan bahan kerajinan tangan, sayang belum banyak yang memulai.
Ale-ale bisa dinikmati dengan cara direbus terlebih dahulu dan dicampur dengan garam. Daging ale-ale bisa juga untuk campuran sayur.






Monumen & Tempat besejarah di ketapang



IJAL 2121 On May 22, 2011, 12:38 am :
Tugu tolak bala atau tugu perdamaian di kabupaten Ketapang Kalbar. Suku dayak meminta kepada Kajubata (penguasa alam) dengan sesembahan berupa ayam kampung panggang .Ada pula beras ketan, beras putih biasa dan beras kuning yang diletakkan ke dalam wadah piring keramik yang di atasnya ada telur, serta sesembahan lainnya yang disinari pelita. Semua sesembahan ini digunakan sebagai bentuk penghormatan kepada Kajubata.

KERATON MATAN MULIA KERTA
Kabupaten Ketapang adalah salah satu kabupaten yang terdapat di Kalimantan Barat. Kabupaten Ketapang memiliki luas wilayah 35.809 km².
Kabupaten Ketapang terletak di antara garis 0º 19’00” - 3º 05’ 00” Lintang Selatan dan 108º 42’ 00” - 111º 16’ 00” Bujur Timur. Dibandingkan kabupaten lain di Kalimantan Barat, Kabupaten Ketapang merupakan kabupaten terluas, memiliki pantai yang memanjang dari selatan ke utara dan sebagian pantai yang merupakan muara sungai, berupa rawa-rawa terbentang mulai dari Kecamatan Teluk Batang, Simpang Hilir, Sukadana, Matan Hilir Utara, Matan Hilir Selatan, Kendawangan dan Pulau Maya Karimata, sedangkan daerah hulu umumnya berupa daratan yang berbukit-bukit dan diantaranya masih merupakan hutan.

Sungai terpanjang di Kabupaten Ketapang adalah Sungai Pawan yang menghubungkan Kota Ketapang dengan Kecamatan Sandai, Nanga Tayap dan Sungai Laur serta merupakan urat nadi penghubung kegiatan ekonomi masyarakat dari desa dengan kecamatan dan kabupaten.(SumberWikipedia )
Sejarah Kabupaten Ketapang
Masa pemerintahan Hindia Belanda Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, sejak tahun 1936 Kabupaten Ketapang adalah salah satu daerah (afdeling) yang merupakan bagian dari Keresidenan Kalimantan Barat (Residente Western Afdeling van Borneo) dengan pusat pemerintahannya di Pontianak. Kabupaten Ketapang ketika itu dibagi menjadi tiga Onder Afdeling, yaitu: Sukadana, berkedudukan di Sukadana Matan Hilir, berkedudukan di Ketapang Matan Hulu, berkedudukan di Nanga TayapMasing-masing Onder Afdeling dipimpin oleh seorang Wedana. Tiap-tiap Onder Afdeling dibagi lagi menjadi Onder Distrik, yaitu: Sukadana terdiri dari Onder Distrik Sukadana, Simpang Hilir dan Simpang Hulu
Matan Hilir terdiri dari Onder Distrik Matan Hilir dan Kendawangan
Matan Hulu terdiri dari Onder Distrik Sandai, Nanga Tayap, Tumbang Titi dan Marau
Masing-masing Onder Distrik dipimpin oleh seorang Asisten Wedana.
Afdeling Ketapang terdiri atas tiga kerajaan, yaitu:Kerajaan Matan yang membawahi Onder  Afdeling Matan Hilir dan Matan HuluKerajaan Sukadana yang membawahi Onder Distrik Sukadana Kerajaan Simpang yang membawahi Onder Distrik Simpang Hilir dan Simpang Hulu Masing-masing kerajaan dipimpin oleh seorang Panembahan. Sampai tahun 1942, wilayah-wilayah ini dipimpin oleh: Kerajaan Matan oleh Gusti Muhammad Saunan
Kerajaan Sukadana oleh Tengku Betung Kerajaan Simpang oleh Gusti Mesir. ( Sumber Wikipedia


Keraton ini memiliki arsitektur yang unik dengan warna kuning di setiap dinding keraton ini. Selain itu area di sekitar keraton juga bersih. Ketika sore keraton ini sudah mulai di tutup dengan pagar besi nya. Karena berada di pinggir jalan, untuk menjangkau lokasi keraton ini tidak terlalu sulit. Jikalau dari Mulya Baru menuju pasar Ketapang, melewati Jembatan pawan setelah itu baru sampai pada gerbang yang menandakan memasuki area keraton. Sebelum melewati Keraton terdapat 2 Gapura, Sebelum melewati Keraton dan sesudah melewati Keraton. Gapura ini juga bewarna kuning dengan atap yang terbuat dari kayu.




Keraton dilihat dari pinggir jalan

Gapura


Menambah keindahan keraton kerajaan Matan Ketapang ini adalah berada di seberang jalan ya itu di hadapan keraton terdapat Taman GM Saunan dengan berbagai tumbuhan tanaman hias. Sementara di pinggiran sungai pawan itu terdapat sejenis pondopo untuk bersantai ria. Rumput nya yang hijau dan rapi dengan bunga yang tertata rapi menambah keasrian taman yang berada di seberang jalan Kerajaan Matan Ketapang ini. Sementara itu juga terdapat tiang bendera yang menjulang tinggi. Dan meriam yang menghadap kesungai ini juga terdapat di keraton Kerajaan Matan ini.

 
Gambar Taman GM Saunan dihadapan keraton













Sungguh bangga sebagai warga ketapang yang masih memiliki peninggalan kerajaan jaman dahulu yang masih terjaga kelestariannya di kota ketapang yang kita cintai ini.
untuk itu marilah kita mempromosikan kota ketapang ini sebagai kota yang masih menjaga kelestarian budaya asli kota ketapang.








 Legenda Putri Junjung Buih Ketapang Kalbar

Legenda Putri Junjung Buih
Kab. Ketapang
Oleh : M.Natsir

Sebuah tradisi lisan yang menceritakan kehidupan leluhur kini masih dapat dijumpai ditengah-tengah masyarakat pendukungnya, tradisi berupa legenda rakyat daerah Kalimantan Barat salah satunya di Kabupaten Ketapang yang mempunyai luas wilayah 35.809 Km2 dan berpenduduk 452.554 orang masih banyak terdapat cerita rakyat seperti kerajaan Tanjungpura yang terkenal sejak dahulu kala sampai pada saat ini. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Veeger dalam Teori Interaksionisme masyarakat bukanlah memakai konsep-konsep akan tetapi memakai dengan istilah “aksi” seperti kebutuhan-kebutuhan social seseorang perlu diteguhkan oleh proses interaksi, supaya bertahan. Orang bergantung satu sama lain. Hal ini menjadi sebuah proses interaksi saling membutuhkan merupakan perekat masyarakat.
Kebutuhan akan sebuah sejarah, tentunya perlu diangkat kembali dalam sebuah history sehingga dari cerita tersebut akan mengandung makna dan symbol pada masyarakat pendukungnya. Seperti yang akan kita angkat dalam cerita tradisi lisan yang berupa legenda rakyat. Awal kisah menceritakan dua orang bersaudara yang bernama Bujang Bengkung dan Dara Dondang. Kedua kaka beradik tersebut saling memberikan perhatian dan pada akhirnya melakukan hubungan layaknya seperti sepasang suami isteri. Hasil dari hubungan tersebut melahirkan keturunan dan mempunyai anak berjumlah tujuh orang, diantara anak salah satu anak mereka yang paling menonjol sifat dan kepribadian dengan wajah yang cantik ialah yang bernama Dayang Putung aliasJunjung Buih
Beberapa versi tentang cerita putri Junjung Buih, seperti Putung Kempat di daerah Sepauk yang dihayutkan ke dalam piring besar. Dayang Putung putri Junjung Buih yang dihayutkan dengan rakit pisang di daerah gunung Kujau. Putri Junjung Buih Ketapang dari hulu sungai Keriau terdampar disungai yang banyak tumbuh daun kumpai di sungai Pawan dan Junjung Buih Sepauk terdampar di Aji Melayu.
Kisah yang menarik ketika kedatangan rombongan Prabu Jaya dari kerajaan Majapahit. Prabu Jaya mempunyai tujuh bersaudara, enam saudaranya berniat jahat dengan Prabu jaya memberikan racun ke dalam makanan, akibat dari racun tersebut Prabu jaya menderita penyakit kulit gatal-gatal. Atas laporan saudara-saudaranya maka Prabu Jaya diasingkan keluar dari kerajaan berlayar mencari tempat yang baik bagi kehidupannya, sampailah ia pada suatu tempat yang kini bernama kuala Kandang Kerbau, disungai inilah kapal berlabuh. Kegemaran prabu Jaya salah satunya suka menjala, pada saat menjala, jalanya tersangkut, Prabu Jaya turun ke dalam sungai, seketika itu kulitnya dijilat oleh ikan paten, belang ulim. Sampai di atas darat ia menemukan sebuah gondam yang berisikan rambut panjang tersangkut di dalam jalanya
Dengan niat yang baik Prabu jaya mencari pemilik rambut panjang tersebut, dengan menyelusuri sungai yang bayak tumbuh daun kumpai. Sampailah ia pada suatu tempat kediaman Ranga Sentap, seketika itu ia melihat seorang wanita yang berada di dalam buih yang banyak, seorang wanita bisa berada di dalam gumpalan buih. Prabu Jaya melihat bahwa wanita itu juga mempunyai penyakit yang sama seperti dirinya, dipangilnya ikan paten dan ulin belang untuk menjilat penyakitnya, maka sembuhlah Dayang Putung dan berubah menjadi nama Junjung Buih.
Prabu Jaya mendatangi kediaman Ranga Sentap yang bernama Siak Bahulun raja Ulu Air untuk mempersunting Junjung Buih dengan beberapa syarat antara lain; Kalung emas, Perahu panjang tujuh depak laki-laki perempuan. Gamelan dan beberapa gong. Hasil dari perkawinannya melahirkan anak keturunan yang bernama ;
1. Pangeran Prabu yang bergelar raja Baparung di daerah Sukadana
2. Gusti Lekar diangkat dikerajaan Meliau
3. Pangeran Mancar menjadi raja pada kerajaan Tayan

Dari cerita rakyat yang berkembang, bahwa keturunan Prabu Jaya dan Putri Junjung Buih tidak akan memakan ikan paten dan ikan ulin belang, karena ikat tersebutlah yang membantu kesembuhan penyakit nenek moyang mereka. (Dalam Ibrahim Baidjuri Sejarah singkat kerajaan Tanjungpura 2006)

Versi lain yang berkembang ditengah-tengah masyarakat juga dapat dijumpai dan menjadi kepercayaan masyarakat pendukungnya. Dalam sejarah nasional pada tahun 1275 raja kerajaan Singosari adalah Kerta Negara putra dari Wisnu Wardani ingin menyatukan nusantara di dalam satu Negara pada saat itu Kerta Negara menjalankan ekspedisi hampir seluruh nusantara. Sementara di Kalimantan ekspedisi dijalankan oleh Putra Jaya, dalam hikayat Melayu Putra Jaya setelah menjadi raja berganti nama Prabu Jaya kerajaan berdiri Th 1275 M dimana ekspedisi Pamalayu-nya Kerta Negara mulai dilakukan karena Singosari ditaklukan oleh Kediri, maka hubungan dengan kerajaan induknya terputus. Matan berdiri sendiri sebagai kerajaan merdeka. Kerajaan ini menguasai hampir seluruh Kalimantan, kecuali Kalimantan Utara (Brunai) dan Kutai. Ibukota kerajaan berada di Benua Lama.Dari cerita rakyat bahwa kerajaan ini diserang oleh kerajaan Majapahit pada jaman Gajah Mada, juga ada yang mengatakan bahwa diserang baiak laut dari Cina yang menguasai kerajaan Sriwijaya setelah Sriwijaya kalah dari Majapahit. (Dardi D.Haz dalam sejarah ringkas kerajaan Tanjungpura)
Menurut Ibrahim Baidjuri. Prabu Jaya mengungsi kedaerah yang sekarang menjadi desaTanjungpura dan semua harta kekayaan kerajaan disembunyikan kedaerah Dusun Segedong. Dari beberapa versi cerita yang berkembang ditengah masyarakat bahwa masyarakat masih menyakini legenda Putri Junjung Buih dengan Prabu Jaya adalah nenek moyang mereka dan melahirkan keturunan di kerajaan Tanjungpura. Hal ini masih dapat dijumpai sampai saat ini baik yang menyakut tradisi lisan rakyat maupun peninggalan yang masih ada.berupa kepercayaan masyarakat baik yang bersifat tangibel maupun intangibel yang berkaitan dengan legenda masyarakat yang masih melekat dan masih tetap dijalankan melalui upacara tradisi adat antara lain;
A. Intangibel
1. Upacara bayar niat. Upacara ini dilakukan di tempat-tempat yang diangap keramat seperti keraton Mulia Kerta, makam keramat Tujuh, keramat Sembilan. Maksud dari upacara ini adalah untuk keselamatan bagi diri sendiri maupun keluarga dengan bernazar sebelumnya, jika niatnya terkabulkan maka ia dengan segera menunaikan niat tersebut
2. Upacara Bekalu” adalah sebuah upacara yang dilakukan secara gotong royong pada saat memasang Belat (sejenis keramba besar yang terbuat dari bambu dan diayam menggunakan lembiding (akar paku pakis) berfungsi memperangkap ikan bukan menampung dan dipasang di laut)
3. Upacara Nyapat Taon, adalah upacara untuk mengantar sesaji kelaut yang berupa hasil bumi dengan maksud mengucapkan terima kasih kepada penguasa dilaut.
4. Upacara Bekasah, upacara ini dilakukan jika pada suatu daerah terjadi bencana, paceklik dan merasa terancam dengan memohon keselamatan.
5. Upacara Bebuang penyakit, upacara ini dilakukan jika dari keluarga ada yang sakit dengan melalui media telur sebagai sebuah symbol di hayutkan ke dalam air
6. Upacara Bebuang tali pusar, upacara dilakukan jika bayi sudah tanggal tali pusar, bisa disimpan di bawah rumah, di bawah musollah, di bawah pohon maupun di dalam air dengan menghayutkan memakai Upeh (pelepah pinang)
7. Upacara Keselamatan Ikrar Damai, uoacara ini dimaksudkan adalah untuk keselamatan seluruh warga untuk menghindari pertikaian antar suku
8. Upacara Tempat Sirih, upacara dilakukan jika terjadi selisih paham antara satu sama lainnya.

B. Tangibel
1. Peninggalan koleksi kuno yang berusia ratusan tahun di keratin Mulia Kerta terdiri dari barang-barang dan kain-kain dari usia 40 Th sampai ratusan Tahun
2. Makam keramat Tujuh 1363 atau 1437 M (abad 15)
3. Makam keramat Sembilan 1354 atau 1432 M (abad 15)
4. Makam Iranata (Benua Lama)
5. Candi Kuno
6. Keramik-keramik peninggalan dinasti Cina

Kepercayaan masyarakat masih tetap dilestarikan sampai pada saat ini tetap di laksanakan dan didukung oleh pemerintah daerah Kabupaten Ketapang, dalam rangka melestarikan dan tetap melaksanakan kegiatan upacara tersebut sebagai sebuah peninggalan budaya, juga berupaya mencari atau menyelusuri keberadaan kerajaan –kerajaan yang pernah jaya pada masanya. Khasanah budaya masyarakat Ketapang diharapkan akan mampu menghidupkan semangat masyarakat Ketapang untuk tampil di segala bidang, dan tetap menjunjung tinggi kebesaran nama Tanjungpura.

Berbagai legenda yang kini masih tetap berkembang dan masih terus diselusuri ialah keberadaan Tanjungpura sendiri dari berbagai versi ada yang mengatakan di mulai dari pelabuhan Kandang Kerbau, Matan, Sukadana, Benua lama. Daerah Benua lama yang kini menjadi pusat perhatian diperkirakan salah satu tempat peradaban Hindu kuno karena banyak ditemukan reruntuhan batu bata andesit, keramik, guci-guci dan nisan yang muncul dipermukaan laut pantai.
Tentunya perlu diselusuri keberadaan kerajaan Tanjungpura sehingga dapat menjadi sebuah khasana kekayaan bangsa dan dapat dilestarikan menjadi sebuah sejarah yang tidak hanya dikenal di daerah bahkan akan bisa dikenal dimanca Negara.

• Kisah Awal Kerajaan Tanjungpura
1. Prabu Jaya bergelar Raja Baparung 1275 M
2. Karang Tunjung 1431 – 1501
3. Gala Herang
4. Bandala 1502
5. Sembiring Mambal 1538 – 1550
6. Giri Kusuma 1550


• Giri Kusuma kawin dengan Ratu Mas Jaitan mendapatkan anak
1. Pangeran Iranata
2. Ratu Suria Kusuma
3. Raden Lekar

Pada masa Giri Kusuma berkuasa datanglah seorang bangsawan raja Tengah yang bergelar Sultan Ibrahim Ali Omar Syah dari kerajaan Sarawak (1599 M) keturunan raja Brunai Darussalam anak Sultan Muhammad Hasan (1582-1598). raja Tengah dikawinkan oleh Giri Kusuma dengan adiknya yang bernama Ratu Suria Kusuma hasil dari perkawinan tersebut menurunkan juriat antara lain ;
1. Raden Sulaiman menjadi raja di kerajaan Sambas dan berganti nama dengan nama Sultan Muhammad Tsyafiudin I
2. Raden Badarudin (Pangeran Mangku Negara)
3. Raden Abdul Wahab (Pangeran Bendahara Sri Maharaja)
4. Raden.Rasmi Puri
5. Raden.Ratnawati


Daftar Pustaka
Badjuri Ibrahim, 2006 Sejarah Singkat Kerajaan Tanjungpura. Kantor Informasi,Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Ketapang
D.Haz Dardi, 2006 Sejarah Ringkas Kerajaan Tanjungpura. Dinas Perhubungan Kabupaten Ketapang
Kusuma H. Winata Pangeran Ratu 2005 Istana Alwatzikhoebillah Tempo Dulu Dan Sekarang. Majelis Adat Istiadat Istana Alwatzikhoebillah Sambas
Natsir.M. 2007, Identitas Budaya Melayu Kayong Kabupaten Ketapang. Balai Pelestarian Sejarah dan NilaiTradisional Pontianak
BPS 2002, Kabupaten Ketapang Gambar Peta Hasil Pemetaan
Berita 2005 Down Load Peb 2007 http/Ketapang.go.id


Keraton Mulia Kerta Makam Iranata



Makam Keramat Tujuh Makam Keramat Sembilan


Tugu Perdamaian Etnis Pelabuhan Sukadana




Pelabuhan Kandang Kerbau




Upacara Adat Buang-Buang

















CURICULUM VITAI

Nama : M.Natsir,S.Sos,M.Si
Tempat/Tgl.Lahir : Pontianak, 28 Pebruari 1964
Agama : Islam
Status : Menikah, 5 orang anak
Alamat : Jl.Tabrani Ahmad Gg.Tunas Baru No.6
Pontianak. Telp. 778385. Hp. 085252070084

Ayah : H.M. Ali Husein
Ibu : HJ. Rubaiyah Alwi

A. Pendidikan
1. SD,Madrasah Bawari,STN,STM di Pontianak
2. Fakultas Isipol Universitas Tanjungpura, selesai 2001
3. Magister Sains S-2 Sosiologi 2006

B. Riwayat Pekerjaan
1. Koran Berita Yudha 1980
2. Perusahaan Negara PTP VII Gn.Meliau 1984
3. PT. Duta Pertiwi Nusantara 1994
4. Staf Edukasi Isipol Universitas Tanjungpura 2002
5. Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak
6. Penulis Budaya. APPost., Berkat., Borneo News Jurnal Sejarah Jakarta

C. Seminar – Simposium
1. Work Shop Antar Kepala Balai Kajian Sejarah SeIndonesia Malaysia 1996
2. Seminar Pengembangan SDM Rektorat UNTAN 2004
3. Seminar Antar Universitas Borneo Malaysia-Indonesia 2005
4. Raker Balitbangda TK.I Kalbar
5. Work Shop Kepercayaan SeIndonesia Bogor /Jkt 2005/2006
6. Seminar Budaya Melayu STAIN 2005
7. Seminar Kearifan Budaya Lokal Bogor 2006
8. Seminar Nilai-nilai Budaya Diklat 2007
9. Seminar Temu Tokoh Kalbar 2007

C. Karya – Karya
1. Penelitian Naskah Translitersi Arab Melayu Kitab Kesehatan
2. Penelitian Naskah Translitersi Arab Melayu Silsilah Bugis
3. Penelitian Barzanji Pontianak
4. Penelitian Hadrah Pontianak
5. Penelitian Tokoh Sejarah Kaltim
6. Penelitian Tokoh Sejarah Ketapang
7. Penelitian Suku Dayak Manjau Ketapang
8. Penelitian Suku Bakumpai Kalteng – Kalsel
9. Penelitian Sosial Budaya Melayu Pontianak
10. .Penelitian Aktualisasi Budaya Batang Lupar Putusibau
11. Tesis Identitas Melayu Pontianak
12. Penelitian Identitas Melayu Kayung Ketapang
13. Penelitian Upacara Tradisi Melayu Kab.Pontianak
14. Penelitian Menstro Budaya Kalbar
15. Penulisan Paket Ajari II 2007 Kalbar
16. . Pencipta Lagu Ajari II

Kamis, 19 Januari 2012

Oleh-oleh dari Ketapang

 Ketapang

Halo para blogger. kemarin kami tak sengaja hunting foto tak sengaja sekalian lah jalan-jalan. Ada dua tempat menarik yang di kunjungi. Yang pertama Tanjung Belandang dan yang kedua Pantai Sungai Jawi. dan ini saya bawakan oleh-oleh. Silakan dinikmati



Foto itu diambil di Tanjung Belandang, sebuah tanjung yang terletak di….pesisir Ketapang (ya iyalah!). Suasana di tanjung itu sendiri lumayan damai. Ada beberapa gazebo di sana. Sayangnya tidak terawat. Menurut penuturan kawan yang dinas di sana, awalnya gazebo itu dibangun untuk mefasilitasi mereka yang ingin bersantap ria menikmati hasil laut khas Ketapang, Ale-ale. Bacanya e kecil, bukan alE-alE. Tapi entah bagaimana kelanjutannya, hanya sedikit yang bertahan. Ale-ale sendiri adalah kerang besar yang enak. Teksturnya kenyal dan rasanya gurih. Nikmat sekali disantap dengan latar suara ombak. Berikut fotonya




Satu kilo Ale-ale ini dijual seharga 10k. Kami beli 5 kilo. Sekilas terlihat banyak. tapi ga juga. Karena ditimbang dengan kulitnya yang lumayan berat. Tapi lumayan mengenyangkan. Setelah menyantap itu, saya udah ga kuat lagi makan nasi. Bahkan salah seorang kawan ada yang bilang pusing.


Foto di atas diambil di Pantai Sungai Jawi. Kalo di Tanjung Belandang banyak gazebo, di Sungai Jawi murni pantai. Ga ada saran pendukung yang saya lihat. Tapi mungkin itu menariknya. Kealamian. Di sekitarnya hanya ada rumah-rumah penduduk. Saya juga jadi berpikir jangan-jangan itu halaman orang lagi yang kami samperin :D 

Berikut foto-foto lainnya yang saya ambil





Yak, sekian dulu oleh-olehnya. Bagi yang ingin ke Ketapang, silakan mengunjungi dua tempat itu. Lumayan untuk menyegarkan jiwa
Berbicara tentang pantai dan laut, entah kenapa saya selalu merasa damai. Apa karena bunyi deburan ombaknya? Ato hembusan anginnya? Atau cakrawala yang jauh di sana? Entahlah. Bagaimana dengan kalian?

Syair gulung nya kota ketapang


 Pengertian 
 
Semula sastra ini diberi nama : Kengkarangan,yang artinya sesuatu yang dikarang karang. Ada juga menyebutnya syair layang karena isinya hanya selayang pandang. Lama kelamaan karena syair tersebut selalu digulung dan digantung pada paruh burung kertas dipuncak kekayun*),maka akhirnya disebut Syair Gulung.
Syair gulung merupakan syair temporer yang bercerita untuk suatu acara dan pada suatu waktu tertentu. Syair ini hanya untuk sekali pakai saja.Syair gulung untuk upacara 17 Agustus tak bisa dibacakan untuk upacara Maulid Nabi. Syair gulung untuk perkawinan Ali dengan Siti Rape’ah tak bisa dibacakan pada perkawinan Aminah dengan Usman dst.dst.Jelasnya kalau mengambil istilah Pertanian maka syair gulung merupakan bibit tanaman yang hanya untuk sekali tanam saja (one generation only)
Penulis syair gulung sendiri tak pernah belajar dengan sungguh sungguh pada penyair sebelumnya. Penulis syair gulung hanya berbekal bakat saja.Hanya untuk pelantun memang perlu belajar dengan pelantun yang senior.
Sedang “kekuatan” syair gulung sendiri tergantung sepenuhnya kepada wawasan sang penyair. Kalau penyair itu hanya berdiam didesa/dusunnya dan tak pernah keluar,maka isi syairnya hanya bercerita seputar desanya saja. Demikian pula kalau penyair hanya seorang pegawai rendahan,maka isi syairnya hanya seputar levelnya saja.Demikian pula disiplin ilmu yang dimiliki oleh sang penyair sangat berpengaruh terhadap isi dan kekuatan syairnya.
Idealnya seorang penyair memang harus mempunyai wawasan yang cukup luas.Wawasan ini bisa diperoleh dari bangku sekolah/kuliah dan bisa juga dengan otodidak seperti banyak membaca dan mempelajari budaya Melayu dll. yang kelak bisa dituangkannya didalam syair gulung.

Contoh Syair Gulung
Syair gulung dimulai dengan puji pujian kepada Allh,Rasul serta para sahabat seperti pada permulaan pidato atau khutbah seperti contoh berikut ini:
Bismillah itu permulaan qalam
Dengan name Allah Haliqul ‘Alam
Memberi syafaat siang dan malam
Kepade Mahluk seisi ‘alam
Alhamdulillah mule dikate
Memuji Allah Tuhan semiste
Empat puji ade beserte
Semua terpulang pade Allah Ta’ale
Ashshala tu washshala mu’ala Saidine
Pesuruh Allah Tuhan Rabbane
Dielah penghulu alim sempurne
Menyuruh beriman tiade line
Wa’alaihi wa syahbihi yang ade
Melaksanekan Perintah menjujung Sabde
Laki perempuan tue dan mude
Sedikit tiade Syak didade
Setelah pembukaan,maka disampaikan isinya yang menjelaskan
tentang maksud dan tujuan acara seperti :
Adepun maksud serte tujuan
Utin Sumarni make mengundang
Walimah buat putri kesayangan
Duduk bersanding dipelaminan
Para pelaksana atau panitia pelaksana juga disebut namanya agar
mereka merasa dihargai oleh tuan rumah sepeti :
Rempah merempah ibu Kartini
Dibantu oleh Istina dan Jumalati
Beserte Hajjah Omra, dan Hajjah Nemi
Bersama pula Aswan dan Ani
Selanjutnya disampaikan juga pesan pesan seperti:
Khusus kepade anande berdue
Dalam hadist Nabi bersabde
Kawin mencukupi setengah agame
Sisanya dicukupkan dengan iman dan taqwe
Kepade masyarakat dengarkan kami
Kalian sekedear menjadi kuli
Paling tinggi jadi kerani
Gantikan tole didalam bui
Lebih baik kalian berladang
Menanam padi dan tanaman perkebunan
Masa depan ade cadangan
Anak cucu dapat merasakan
Kritikan atau sindiran diselipkan juga dalam syair gulung,baik
secara halus maupun terang terangan:
Ilegal logging perlu dibasmi
Agar hutan kembali lestari
Kami bertanya pada bapak polisi
Benarkah tak terima sopoi atau komisi?
Tim tim pemberantasan banyak dibentuk
Mengejar perambah hutan hingga tersantuk
Yang dipelabuhan dudok mengantuk
Kayu lewat ditarik tackboot .
Perambahan hutan makin meriah
Hutan lindung ikut dirambah
Mengatasinya sebenarnya mudah
Cukup menangkap situkang tadah.
Namun ape yang terjadi
Banyak dialami kaum lelaki
Diundang mengaji takut sekali
Pura pura kesakitan gigi
Tapi sekarang ape kejadian
Penghulu memanggil penganten perempuan
Untuk dudok dan ikut menyaksikan
Apakah ini yang Nabi ajarkan ?
Kalau melawat orang meninggal dunia
Banyak Ibu ibu berbaju hitam segala
Itu meniru Yahudu wan Nasara
Sangat dilarang oleh Nabi kita
Debagai penutup selain memohon maap atas nama tuan rumah atau panitia
Pelaksanan serta mohon maap atas dirinya kalau isi syair atau pelaksanaan
upaca terdapat hal hal yang tidak sepatunya.Kemudian syair ditutup dengan
Wassalamu’alakum.
Sekianlah dulu kami bermadah
Mohon maap kate yang salah
Wabillahi taufik wal hidayah
Wassalamu’alaikum warahmatullah