Pengertian
Semula sastra ini diberi nama : Kengkarangan,yang
artinya sesuatu yang dikarang karang. Ada juga menyebutnya syair layang
karena isinya hanya selayang pandang. Lama kelamaan karena syair tersebut selalu
digulung dan digantung pada paruh burung kertas dipuncak kekayun*),maka
akhirnya disebut Syair Gulung.
Syair gulung merupakan syair temporer
yang bercerita untuk suatu acara dan pada suatu waktu tertentu. Syair ini hanya
untuk sekali pakai saja.Syair gulung untuk upacara 17 Agustus tak bisa
dibacakan untuk upacara Maulid Nabi. Syair gulung untuk perkawinan Ali dengan
Siti Rape’ah tak bisa dibacakan pada perkawinan Aminah dengan Usman
dst.dst.Jelasnya kalau mengambil istilah Pertanian maka syair gulung merupakan
bibit tanaman yang hanya untuk sekali tanam saja (one generation only)
Penulis syair gulung sendiri tak pernah
belajar dengan sungguh sungguh pada penyair sebelumnya. Penulis syair gulung
hanya berbekal bakat saja.Hanya untuk pelantun memang perlu belajar dengan
pelantun yang senior.
Sedang “kekuatan” syair gulung sendiri
tergantung sepenuhnya kepada wawasan sang penyair. Kalau penyair itu hanya
berdiam didesa/dusunnya dan tak pernah keluar,maka isi syairnya hanya bercerita
seputar desanya saja. Demikian pula kalau penyair hanya seorang pegawai
rendahan,maka isi syairnya hanya seputar levelnya saja.Demikian pula disiplin
ilmu yang dimiliki oleh sang penyair sangat berpengaruh terhadap isi dan
kekuatan syairnya.
Idealnya seorang penyair memang harus
mempunyai wawasan yang cukup luas.Wawasan ini bisa diperoleh dari bangku
sekolah/kuliah dan bisa juga dengan otodidak seperti banyak membaca dan
mempelajari budaya Melayu dll. yang kelak bisa dituangkannya didalam syair
gulung.
Contoh Syair Gulung
Syair gulung dimulai dengan puji pujian
kepada Allh,Rasul serta para sahabat seperti pada permulaan pidato atau khutbah
seperti contoh berikut ini:
Bismillah itu permulaan qalam
Dengan name Allah Haliqul ‘Alam
Memberi syafaat siang dan malam
Kepade Mahluk seisi ‘alam
Alhamdulillah mule dikate
Memuji Allah Tuhan semiste
Empat puji ade beserte
Semua terpulang pade Allah Ta’ale
Ashshala tu washshala mu’ala Saidine
Pesuruh Allah Tuhan Rabbane
Dielah penghulu alim sempurne
Menyuruh beriman tiade line
Wa’alaihi wa syahbihi yang ade
Melaksanekan Perintah menjujung
Sabde
Laki perempuan tue dan mude
Sedikit tiade Syak didade
Setelah pembukaan,maka disampaikan isinya yang
menjelaskan
tentang maksud dan tujuan acara seperti :
Adepun maksud serte tujuan
Utin Sumarni make mengundang
Walimah buat putri kesayangan
Duduk bersanding dipelaminan
Para pelaksana atau panitia pelaksana juga disebut namanya
agar
mereka merasa dihargai oleh tuan rumah
sepeti :
Rempah merempah ibu Kartini
Dibantu oleh Istina dan Jumalati
Beserte Hajjah Omra, dan Hajjah Nemi
Bersama pula Aswan dan Ani
Selanjutnya disampaikan juga pesan pesan seperti:
Khusus kepade anande berdue
Dalam hadist Nabi bersabde
Kawin mencukupi setengah agame
Sisanya dicukupkan dengan iman dan
taqwe
Kepade masyarakat dengarkan kami
Kalian sekedear menjadi kuli
Paling tinggi jadi kerani
Gantikan tole didalam bui
Lebih baik kalian berladang
Menanam padi dan tanaman perkebunan
Masa depan ade cadangan
Anak cucu dapat merasakan
Kritikan atau sindiran diselipkan juga dalam syair
gulung,baik
secara halus maupun terang terangan:
Ilegal logging
perlu dibasmi
Agar hutan
kembali lestari
Kami bertanya
pada bapak polisi
Benarkah tak
terima sopoi atau komisi?
Tim tim pemberantasan banyak
dibentuk
Mengejar perambah hutan hingga
tersantuk
Yang dipelabuhan dudok mengantuk
Kayu lewat ditarik tackboot .
Perambahan hutan makin meriah
Hutan lindung ikut dirambah
Mengatasinya sebenarnya mudah
Cukup menangkap situkang tadah.
Namun ape yang terjadi
Banyak dialami kaum lelaki
Diundang mengaji takut sekali
Pura pura kesakitan gigi
Tapi sekarang ape kejadian
Penghulu memanggil penganten
perempuan
Untuk dudok dan ikut menyaksikan
Apakah ini yang Nabi ajarkan ?
Kalau melawat orang meninggal dunia
Banyak Ibu ibu berbaju hitam segala
Itu meniru Yahudu wan Nasara
Sangat dilarang oleh Nabi kita
Debagai penutup selain memohon maap
atas nama tuan rumah atau panitia
Pelaksanan serta mohon maap atas dirinya kalau isi syair
atau pelaksanaan
upaca terdapat hal hal yang tidak sepatunya.Kemudian syair
ditutup dengan
Wassalamu’alakum.
Sekianlah dulu kami bermadah
Mohon maap kate yang salah
Wabillahi taufik wal hidayah
Wassalamu’alaikum warahmatullah
Mantabb. Paling jangak am karya sastra kite yg sutik nin. Sayepun salah satu penikmat sastra lama ini. Salam hangat dari sungai awan.
BalasHapussalam Tanah Kayong! Makin bagos kalau makin banyak publikasi sastra2 asli melayu yang dapat jadi bahan bacaan..dah uyoh cari catatan aslinye..hehe...
BalasHapuskelupaan...izin share ye min!
BalasHapusom maok betanyak, sesepoh ketapang yg maseh mepertahankan kebudayaan syaerr gulong siape-sisape ye ?
BalasHapus